Selasa, 30 Juni 2009

PNS Harus Mengubah Sikapnya Sebagai Abdi Masyarakat

Medan-Online: Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bernaung di bawah Pemerintahan Kota Medan, harus mengubah sikapnya sebagai abdi masyarakat dengan meningkatkan pelayanan terutama di bidang infrastruktur.

Walikota Medan, Drs H Afifuddin Lubis MSi, Selasa (30/6), mengakui kelemahan Pemerintahan Kota Medan terletak pada masalah insfrastruktur sehingga ada kesan dari masyarakat kalau Walikota medan tidak tegas terutama terhadap bangunan-bangunan yang bermasalah.

“Untuk itu peringatan hari jadi Kota Medan yang ke 419 tahun berlansung sederhana. Saya meminta kepada segenap PNS Pemerintah Kota Medan, agar serius meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat karena PNS merupakan Abdi Masyarakat yang dibayar oleh masyarakat,” katanya.

Afifuddin Lubis juga mengatakan, jika PNS bersikap tidak melayani masyarakat, hal itu menjadi boomerang bagi PNS itu sendiri karena akan menghadapi tekanan dan kemarahan dari masyarakat Kota Medan.

“Saya selaku Walikota Medan, turut bertanggung jawab terhadap kendala-kendala yang terjadi selama ini dalam pembangunan Kota Medan. Tidak mungkin saya menyalahi instansi A atau Instansi B,” ujar Afifuddin Lubis yang menggantikan Drs H Abdillah Ak MBA, sebagai Walikota Medan, sejak 345 hari yang lalu.

Usia Kota Medan yang semakin tua, menambah persoalan perkotaan yang semakin kompleks, dimana keberadaan Kota Medan melalui perjalanan yang panjang, yang dimulai dari sebuah perkampungan kecil.

Disebutkannya, cikal bakal Kotamadya Medan adalah Medan Putri, sebuah kampung kecil yang terletak di dekat pertemuan Sungai Babura dan Sungai Deli, tidak jauh dari Jalan Putri Hijau sekarang.

Menurut Tengku Lukman Sinar dalam bukunya “Riwayat Hamparan Perak”, Kampung Medan Putri dibangun pada tahun 1590, oleh raja Guru Patimpus, nenek moyang Datuk Hamparan Perak (Dua Belas Kuta) dan Datu Suka Piring, yaitu dua dari empat Kepala Suku Kesultanan Deli.

Sejarah perkembangan kampung Medan Putri menjadi Kota Medan tidak terlepas dari keberadaan Kesultanan Deli. Dalam hal ini, ada sebuah legenda yang sangat terkenal di kalangan masyarakat suku Deli dan juga masyarakat Melayu di Malaysia, yaitu legenda Putri Hijau.

Dalam bukunya “Mission To The Eastcoast of Sumatera”, Jhon Anderson, seorang pegawai Pemerintah Inggris yang berkedudukan di Penang dan pernah berkunjung ke Medan tahun 1823, menyatakan bahwa Medan masih merupakan sebuah kampung kecil yang berpenduduk 200 orang. Di pinggir sungai sampai ke tembok mesjid kampung Medan, Anderson melihat susunan batu-batu granit berbentuk bujur sangkar, yang menurut dugaannya berasal dari Candi Hindu di Jawa.

Dengan sejarah yang telah sedemikian panjang, maka penentuan Hari Jadi Kota Medan memerlukan penelitian yang cukup mendalam. Pada mulanya, Hari Jadi Kota medan telah ditetapkan pada 1 April 1909, yang diperingati setiap tahun sejak tahun 1970. Namun beberapa ahli sejarah dan kalangan pers tidak menyetujuinya dengan mengemukakan argumentasi, fakta dan buktinya masing-masing. Karena itu, Walikota Medan membentuk Panitia Sejarah hari jadi Kota Medan yang bertugas melakukan penelitian fakta sejarah.

Berdasarkan hasil penelitian Panitia tersebut dan setelah dibahas beberap akali dalam Sidang Pleno Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat II Kotamadya Medan, maka dengan Keputusan Nomor 4/DPRD/1975 tanggal 26 Maret 1975, Dewan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan. Sampai sekarang tanggal tersebut sudah dapat diterima oleh semua pihak, yang berarti sampai dengan hari ini Kota Medan telah berumur 419 tahun.

Tidak ada komentar:

 

Template by NdyTeeN Redesign Mung Bisnis